Thanks for your comin' !!!!

Yuk kita nulis yuk....
mau nulis di shoutbox??? ya monggooo tho...
mau nulis di komentar??? ya silahkannnn...enak tho...

Rabu, 21 Januari 2009

Bahagia menurut saya itu.....


Bahagia menurut saya itu.....

Berbicara soal bahagia, masing-masing orang pasti mempunyai rumusan atau definisi soal ini. Tapi marilah kita coba berbagi sedikit wacana mengenai hal ini. Saya mempunyai suatu rumusan umum tentang bahagia dan silahkan anda ikut aktif memberi tanggapan mengenai setuju atau tidaknya. Jika setujupun anda tetap boleh menambahkan kata-kata yang kurang dalam rumusan tersebut. Jika tidak setuju, tulislah pada secarik kertas mengenai ide-ide anda tentang hal ini.

Bahagia adalah ketika :

  1. mempunyai tubuh dan jiwa yang sehat.
  2. mempunyai keluarga yang harmonis, penuh perhatian dan senantiasa memberi dukungan.
  3. mempunyai kehidupan yang mapan/layak dari segi sandang, pangan dan papan.
  4. mempunyai penghasilan yang tinggi sehingga dapat meningkatkan taraf hidup.
  5. berhasil/sukses dalam pekerjaan.

Point-point bahagia yang saya sebutkan di atas agaknya lebih menekankan pada hal-hal yang bersifat material, berwujud dan nyata hasilnya. Pertanyaannya, apakah hanya hal-hal demikian sajakah yang kita katakan sebagai kebahagiaan? Tentu tidak bukan? Jika kebahagiaan hanya terbatas pada lima hal di atas, berarti memang sudah jelas bahwa dunia itu sangat sempit. Dan “Tuhan ternyata tidak benar-benar kreatif” dalam memberi warna kehidupan manusia.

Sekarang mari kita coba berpikir kreatif. Kita cari sisi lain untuk melihat arti bahagia lainnya. Dan yang saya temukan, bahagia adalah buah dari proses kemauan keras seseorang untuk menyelesaikan segala masalah yang dihadapi. Seseorang yang menderita penyakit kronis misalnya, adalah penyebab dari kurang adanya kemauan keras orang tersebut dalam mengamalkan pola hidup sehat.

Namun saya tidak mengatakan bahwa orang yang tidak bahagia adalah orang yang tidak punya kemauan keras untuk menyelesaikan masalahnya. Ada kasus-kasus khusus di mana orang tersebut telah berusaha keras untuk menyelesaikan masalah hidupnya namun tak kunjung jua dia memetik buah kebahagiaan itu. Tetapi tak jarang, lambat laun orang tersebut akhirnya dapat memetik buah bahagia.

Kisah berikut ini menuturkan usaha keras seseorang dalam menyelesaikan masalahnya selama bertahun-tahun. Pendiri Jamu Toga “Dayang Sumbi”, Prof DR (HC) Wahid Isnandar, pernah mengalami masa-masa serba sulit dan kritis. Berawal dari penyakit yang diderita anak-anaknya dan juga istrinya secara beruntun. Karena berbagai usaha penyembuhan tak kunjung berhasil, ia lalu melakukan terapi pengobatan sendiri untuk keluarganya. Awalnya ia mencoba meracik jamu-jamuan yang berasal dari toga (tanaman obat) di sekitar kediamannya berdasarkan resep peninggalan neneknya. Setiap hari dia lewatkan hari-harinya dengan meracik jamu untuk kesembuhan mereka. Setelah hidupnya tenang, cobaan kembali datang. Kali ini dia sendiri divonis terkena diabetes dan harus operasi jantung, mata, serta amputasi kaki. Dengan usaha keras dan kreativitasnya ia pun mampu melewati masa-masa itu. Ia kembali menjalani terapi pengobatan sendiri. Lambat laun ketika menjalani pemeriksaan lagi, ia dinyatakan terbebas dari segala macam komplikasi penyakit yang dideritanya.

Apa yang telah dilakukan oleh pak Wahid adalah sebuah bentuk kreativitas yang lahir dari kemauan kerasnya. Berdasar dari kisah tersebut, sekarang saya semakin berani mengatakan bahwa, yang juga dinamakan bahagia adalah buah dari proses kreativitas dalam menyikapi warna-warni kehidupan.

Pernahkah anda mendengar kisah hidup seorang penulis novel terkenal, John Grisham, dengan karyanya yang sangat terkenal “The Pelican Brief” ? John Grisham harus rela dilalaikan oleh 15 penerbit dan 30 biro naskah. Saya sangat terinspirasi dengan cara-caranya yang kreatif agar dia bisa menghasilkan karya besar. Demi melatih kreativitas menulisnya, dia rela bangun pagi setengah jam lebih awal dari biasanya. Langkah tersebut dipilih karena kesibukannya sebagai seorang professional di bidang hukum membuatnya kesulitan menyisihkan waktu untuk menulis. Remeh bukan? Namun hal yang remeh seperti itulah yang sering terlewatkan oleh kita dan belum tentu kita mau melakukannya. Seandainya John Grisham enggan mencoba cara tersebut, boleh jadi ia tak pernah punya waktu untuk berlatih menulis. Sehingga tak akan ada yang namanya bacaan A Time To Kill. Semoga kisah John Grisham juga mampu membangkitkan inspirasi anda.

Jadi jangan ragu lagi mengatakan bahwa anda juga bahagia seperti halnya orang lain yang berani mengatakan “saya bahagia”. Anda berusaha keras untuk mencukupi kebutuhan hidup anda, itu berarti anda sedang menanam bahagia. Seseorang yang berusaha keras memperjuangkan haknya, dia juga menanam bahagia. Kapan dapat dipetik? Semakin anda kreatif mengembangkan usaha anda dalam menyuburkan “tanaman” itu, semakin cepat anda dapat segera memetiknya. Pasti ada saatnya. Tinggal menunggu waktu sebetulnya. Tuhan tidak akan tinggal diam bukan? Yang penting, sabar aktif !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar